Saat aku berdiri di tangga Dewan
mata meliar mencari sahabat
janji terpesong suku jam pertama
sahabat entah di mana...
Saat aku berdiri di tangga Dewan
mata tajam tertancap seseorang
tangga didaki tangan bertongkat
walhal usianya belum nak mangkat.
Saat aku berdiri di tangga Dewan
disapa seorang karyawan mapan
Pak Malim datang dengan beg sandang
ramah menyapa rindu bersarang
galak bercerita gejolak jiwanya.
Saat aku berdiri di tangga Dewan
seorang ketua bercekak pinggang
memandang awan bergerak perlahan
berat gelap mendung mengundang
kupandang jam di tangan
bukan masanya ke warung seberang
ketua tetap menapak menuju ruang.
Saat aku berdiri di tangga Dewan
DBP 1956 melintas di hadapan
hentakkan tumit tinggi melangkah perkasa
mesyuarat Cik Puan di Putrajaya.
Saat aku berdiri di tangga Dewan
hati berbisik sayup suara
gahnya menara tinggi melampai
masihkah relevan dalam kontroversi yang mengundang?
Masihkah ada jiwa pejuang silam
yang menegak panji cinta bahasa
yang meniup api dari satu zaman
yang menyusung keranda 152.
Saat aku berdiri di tangga Dewan
bahu disentuh senyum mengundang
sahabat datang meghulur maaf
"KP minta fail buku cetak ulang...,"
3 comments:
Pn. Maria,
Tertarik membaca dan menghayati puisi ini, ada sesuatu makna yang sesetengah orang sahaja faham dan mengertinya. Semoga Pn. Maria terus tabah dalam pelbagai aspek lingkaran hidup.
Maria,
Jadikanlah tangga dewan itu sebagai tangga harapan. Mudah-mudahan.
Post a Comment